Tuesday 23 August 2016

PSE - BMA

Bermodalkan tiket kereta api promo di tanggal 17 Agustus 2016. Seharga Rp. 17.000,- (pesan sponsor)
(TRINGGGGG!!!!!)
Aku pun terbangun namun tak mengabaikannya. Hingga bunyi yang kesekian, baru datanglah dorongan impulsive menuju otak yang menandakan aku mengingat sesuatu.
Yaaa. Hari ini kan gue mau jalan-jalan!
Aku langsung menggerakkan badanku menuju sebuah handphone yang menyala di tengah gelapnya kamar. Kulihat dan kuarahkan pandanganku ke jam digital dalam layar handphone.
05.42
DAMN! Padahal gua masang alarm dari jam setengah lima. Jadi sedari barusan, alarm gak kedengeran (padahal mah keasikan tidur).
Bergegas ku ambil air putih dan segera meneguknya. SHIT! Dingin amat ni aer. Berarti semaleman ac nya kekecilan -_- kemudian aku pun bergegas menuju kamar mandi. Ah segala rencana pagiku kacau! Jika rencanaku berjalan mulus, pasti jam segini udah menghabiskan sarapan kue, minum susu, bisa sebatang dulu, baru deh jalan kaki ke koridor Bank Indonesia, naik busway menuju pasar senen. NAMUN semua itu kacau! Coret semua yang ada dalam list rencana dan setelah ku selesai mandi dan semuamuanya, langsung kupesan transportasi online yang cukup menjadi favorit orang-orang perkotaan. Barangku sudah ready sedari malam dan aku langsung bergegas menuju tempat bertemu dengan abang driver.
=====
Menghirup udara pagi sangat menyegarkan sekali. Ditambah lalu lintas yang tidak begitu padat pada saat itu. Jelas saja, hari itu adalah hari Kemerdekaan Indonesia. Meski banyak para Pegawai Negeri Sipil saling bergegas untuk menghadiri upacara. Driver kali ini pun cukup ramah. Aku pun ditanyainya mau pergi kemana. Hingga akhirnya dia merekomendasikan Mojokerto adalah sebuah tempat yang recommended untuk dikunjungi. Lah, saya kan bukan mau kesana Pak :(
07.11
Tiba di pintu keluar stasiun. Aku diantar kesini, karena menurutnya itu lebih dekat kea rah mesin Cetak Tiket Mandiri. Oh okey, bawa aku Pak! Ku turun dari motor dan……….banyak orang juga rupanya. Rupanya prediksiku salah, bepergian di tanggal-merah-yang-mepet bukanlah ide sebagian orang. Aku pun bergegas dan mencetak tiket secara mandiri. OMG aku sudah mandiri! #apeu Well, thanks KAI for that facilities.
07.19
Kulihat jam ternyata masih jam segini. Aku masih punya waktu satu jam menuju keberangkatan. Lalu dengan tiba-tiba, perutku merespons seakan memberikan kode. Ah iya! Kode diterima. Aku perlu mencari sesuatu agar perutku tidak keroncongan. #np Keroncongan Protokol
Kulihat sekitar dan mataku tertuju pada gerobak Bubur Ayam. Yah lumayan lah buat sarapan, daripada kaga coba?!
Pak, masih ada?
Masih banyak.
Mau satu ya Pak. Heeeee
Sambil kulahap bubur tersebut, gerai sebelah mulai menjajakan dagangannya. “Mas, minumnya mas. Ada air putih, teh, kopi.” WAIT A MINUTE…..u don’t give me a drink?! SHIT. Ternyata mereka berkongsi. Tukang bubur tidak menyediakan minum apapun agar pelanggan membeli minum dari rekanannya. Ah, praktek kerjasama yang luar biasa. Meski sebenarnya sudah banyak sih. “Ndak Bu, saya punya minum.” Yuhuuuu air putih adalah barang wajib yang selalu aku bawa, kapanpun dan kemanapun. (….pesan sponspor air mineral….) Tak lupa aku pun melakukan ritual ora-udud-wes-mangan. Hihihi nikmat cok! Selesai semua itu, aku bergegas menuju gerbong masuk. Gerbok masuk menuju tempat liburanku. Hihihhi.
Gerbong 5, kursi 1A
Rupanya letak kursi tersebut adalah paling depan. Ya iyalah cumi! Kursi tersebut berkapasitas dua orang dan kulihat seorang wanita paruh baya sudah duduk di kursi tersebut.
Mbak, ini 1A ya?
Oh. Iya ya? (yeeee malah balik nanya lu cumi!) Iya disini kayaknya.
Kuanalisa sekilas penampilannya. Akankah ini menjadi perjalanan yang menyenangkan?! Gumamku. Dan aku mengambil kesimpulan bahwa dia masih sangat muda. Ah shit! Andai saja bertemu dengan yang seumuran :)))) Kemudian hal itu diperjelas dengan sapaan “Kak” nya kepadaku. Iya kakak. Hehehe.
08.24
Kereta pun mulai melaju sesuai dengan waktu keberangkatan. Mantap nih, ontime.
Tututtttt zug zag zug zag…..tut tuttttt zug zag zug zag
Entah mengapa bunyi ini langsung muncul dalam benakku. Bunyi kereta api yang ditirukan oleh anak kecil di film Teachers Diary (one of my fav thai movie XD). Sepanjang perjalanan, si “Adik” sibuk dengan handphone nya. Ah, anak muda. Mungkin dia sedang asik chatting dengan gebetan, atau mungkin dia lagi nyari pokemon, atau dia lagi sibuk selfie (ya kali terus-terusan), atau mungkin dia sibuk memberi kabar sudah dimanakah dia setiap satu menit -_- abisnya hp nya nempel mulu sama tangan.
(bikin kopi dulu ah, ada yg mau? Sambil bikin kopi, kucing kosan juga memberikan kode kelaparan. Aduh cing, saya juga gak punya apa-apa. Maapin ye)
11.15
Yihaaaaa kereta berhenti di Stasiun Cirebon. Kucek jadwal dan ternyata di stasiun ini, kereta berhenti selama 15 menit dimana itu adalah waktu yang pas untuk menikmati sebatang rokok. Aku pun keluar dan ternyata banyak juga sebangsaku yang keluar untuk menikmati rokok. Mungkin ada sekitar belasan orang. WALAAOOOO! Rupanya banyak juga yang butuh “sebats” hahaha.
12.45
Kereta berhenti lagi dan ini adalah Stasiun tujuanku yaitu Bumiayu. Aku masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab, apakah boleh jika aku turun di stasiun yang bukan stasiun tujuanku. Bagaimana jika aku turun di Purwokerto? Mohon bantu saya @KAI. Hahaha. Aku pun turun dari kereta tanpa lupa berpamitan dengan si “Adik”. Kulihat sekitar dan rupanya stasiun ini tidak terlalu besar. Berikut penampakannya. Kemudian aku berjalan menuju pintu keluar dan seperti biasa, aku merasa seperti artis di sebuah stasiun. Banyak tukang ojeg menghampiriku untuk menawarkan jasanya. Huwooooow! Ndak mas, makasih. Hehe. Oke, here we go!
Sebelum berangkat aku sudah mempersiapkan itinerary. Gaya lu dah! Ya meski masih amatiran sebagai backpacker, aku perlu mencoba membuat rencana perjalanan dan telah kubuat apa adanya. Hahaha. Tujuanku adalah Jembatan Sokolimolas. Jika dilihat di google-map jaraknya tidak begitu jauh. Cukup dengan berjalan kaki.
(kucing kosan kembali memanggil, kali ini depan pintu. Waduhhhh niat amat deh hahaha)
13.19
Balik ke cerita. Ternyata hanya membutuhkan 15 menit berjalan kaki hingga ke Jembatan itu. Memang jembatan yang besar, jembatan sebagai jalur kereta api. Jembatan Sakalimolas atau Jembatan Sakalibel. Nyebutnya harus pake logat Jowo ya haha. Waaaw lumayan lah untuk foto-foto hehehe. Disana ada juga dua remaja yang bercanda gurau. Ah, dasar anak muda bikin sirik aja. Oiya, di bawah jembatan itu mengalir sebuah sungai yang aku lupa namanya. Warna bebatuan nya juga putih. Cukup unik sih, atau emang begitu ya batu-batu di sungai? Lah, malah balik nanya -_- Aku pun mencari spot bagus untuk nongkrong sejenak. Kukeluarkan semua perlengkapanku, dan yang terpenting adalah kopi. Kopi yang belum kunikmati sejak pagi. Meski tidak panas lagi, tapi cukup hangat lah hehehe. Setelah itu, kulanjutkan perjalanan.
13.53
Angkot menuju Pasar Bumiayu. Perjalanan yang kiri kanan masih banyak pepohonan, masih belum banyak tempat tinggal di tempat ini. Jadi sebenarnya, Bumiayu ini adalah kecamatan yang letaknya di Brebes Selatan. Penduduknya juga tidak terlalu banyak. Iya kali yah, soalnya kan lagi pada libur. Mungkin aja lagi di rumahnya masing-masing. Yang pasti nuansa kemerdekaan sangat terasa. Banyak sekali lomba yang diadakan di setiap pojok jalan.
14.01
Tiba di Pasar Bumiayu. Aku lanjut naik metro mini, atau bus ¾. Bus yang dibilang tidak sebesar bus, namun lebih besar dari angkot. Kagok sih. Oke, tujuanku adalah Stasiun Patuguran. Stasiun yang bukan tempat pemberhentian. Jadi semua kereta hanya lewat saja. Lantas, kenapa harus ada stasiun itu ya?! Petugas disana pun heran ketika melihatku datang. Lalu kubilang tujuanku adalah Waduk Penjalin yang letaknya di belakang stasiun itu. Namun perlu menyusuri jalan setapak yang merupakan perumahan warga. Kembali lagi kulihat lomba-lomba agustusan. Ya ya ya. Hingga akhirnya aku tiba di Waduk Penjalin. Wow, waduk yang sangat luas. Pemandangan beberapa remaja juga muncul kembali. Kali ini lebih banyak pasangan remajanya hahaha. Oke aku sudah kebal kali ini, tidak perlu sirik lagi. Hahaha. Waduk itu semacam bendungan air yang merupakan buatan manusia. Berbeda dengan danau, yang bukan buatan manusia, melainkan buatan yang di Atas :D. Waduk Penjalin ini juga dijadikan objek wisata karena ada beberapa perahu yang menunggu penumpang. Kayaknya sih seru kalo naik itu cuman aku lebih memilih melihat pemandangannya saja. Hehehe. Sedikit kekecawaan muncul saat itu, “ya elah gini doang?!”. Dan Waduk ini merupakan tujuan terakhirku dalam itinerary. Oalaaaaaah! Sempet bingung juga sih. Masih jam 2an tapi bingung mau kemana lagi. Belum lagi transportnya naik apa hahahaa. Jadi setelah dari sana, aku kembali ke jalan dan mencari makanan. Pilihanku adalah mie bakso. Sepanjang perjalanan kesini juga banyak sekali yang menjual mie ayam, bakso dan sebangsanya. Mungkin ini jajanan favorit disini. Mereun eta oge.
16.11
Kuputuskan untuk pulang saja. Mau ke Kaligua, kayaknya gak cukup waktunya. Dan udah sore juga. Meski jadwal kereta juga masih lama sih -_-. Oiya, disini transportasi yang marak adalah bus ¾ itu. Biayanya juga cukup murah, goceng cuy.  Aku pun kembali ke Pasar Bumiayu untuk membeli oleh-oleh. Dan katanya disana gak ada oleh-oleh khas daerah itu. Telor asin itu untuk brebes dan kalau di Bumiayu itu Tape dan Kerupuk Kulit. Namun, itu bukan oleh-oleh yang resmi dan tidak banyak yang menjualnya. Jadi kuputuskan membeli buah saja. Jeruk Jember sama Salak dengan total Rp. 22.000,-
18.01
Aku sudah tiba di Stasiun dan perlu menunggu 2 jam lagi. Aduh! Yoweslah gapapa, abis mau gimana lagi haha. Kala menunggu, tiba-tiba datang seorang lelaki dan bertanya menggunakan bahasa Jowo.
“omroyremgmldrk”
“Hah?”
“omroyremgmldrk”
“Ya?”
“Mau kemana?”
“Ohhhhh..ke senen mas”
(kemudian percakapan pun berlanjut)
Ya elah. Kalau disini tuh pasti ditanya mulu pake bahasa Jowo. Aku ora mudeng mas! Hahaha. Pas naek angkot ke stasiun juga gitu. Hingga muncul pertanyaan bahasa Indonesia yang kemudian bisa kujawab.
Oke balik lagi ke cerita si Lelaki. Obrol obril pun kami mulai dan ternyata dia asik anaknya dan hobi bercerita, bahkan dengan semangat menggelegar. Hahaha. Lucu deh litany, seseorang bercerita begitu antusias. Terlebih daerah itu adalah daerah kelahirannya. So pasti dia banyak cerita dan memuji-muji daerahnya itu, bahkan tempat wisata yang pantas untuk dikunjungi. Ah sial, kenapa kau tak muncul dari awal?! Aku kan gak perlu membuang waktu terlalu lama di warung bakso untuk membuang waktu karena gak-tau-mau-kemana dan jadwal-berangkat-kereta-yang-masih-lama. Wahahaha. Semoga next time kita main bareng lah yah! Oke. Ternyata dia juga mau ke Senen, cuman kita beda kereta. Dia dapet kereta yang keberangkatannya satu jam setelah aku (perlu ya diceritain?!).
20.22
Aku naik kereta Kutojaya Utara (Ekonomi) dan ternyata banyak banget penumpangnya. Kayaknya banyak juga yah orang yang pergi ke Jakarta. Entah mereka usai berlibur atau apapun yang pasti turnover orang ke Jakarta itu tinggi banget. Sumpah. Apalagi kalau di stasiun, beuhhhh. Kereta ini juga berhenti di stasiun Cirebon, tapi beda sedikit yaitu Cirebon Prujakan. Seperti biasa, berhenti 15 menit dan kali ini lebih banyak orang yang ingin “sebats”. Mungkin ada sekitar 40an. Buseeeett rame ya pak! Hahaha.
00.51
Tiba di Pasar Senen bersama ratusan penumpang lainnya. Aku ingin langsung pulang tapi keinginan ngopiku tak tertahan. Jadilah aku membeli kopi hitam untuk menikmatinya sebelum balik ke kos. Aku pun bertemu Mas-mas bernama Basri yang rupanya pedagang Mie Ayam. Mungkin dalam beberapa hari ini aku mau kesana buat nyobain. Hehehe.
Oiyaaa ada cerita sedih nih. Setelah sampai kosan, aku baru ingat ternyata oleh-olehku tertinggal di tempat ngopi. AH SIAL! Udah jauh-jauh dibawa tapi malah ketinggalan. Mau balik lagi kesana cuman ya kagok jadi kupasrahkan saja. Semoga dimakan deh sama yang nemu. Sayang aja kalo busuk ntar hehe.
bakar garpit dulu ah, kopi item juga ada nih hehe….
Oke sekian cerita backpackeran ala-ala versiku. Backpacker versi hemat. Kurang lebih pengeluaran semuanya sekitar 100rb. Hehe. Semoga backpackeran selanjutnya lebih mantap lagi. Mau ikut?! :D