Wednesday 20 February 2019

Jam Tidur

Aku ingin bercerita tentang jam tidur.
Hadehhhhhhhhhhhhh gak tau kenapa sampe sekarang selalu bermasalah. Permasalahannya adalah di BEGADANG. Itu adalah sumber awal mula permasalahan. Jadi jam tidur saya ini cukup fluktuatif. Pernah tidur tuh jam 10 malem - 11 malem, pernah juga sampe jam 4 pagi baru tidur. Bahkan tidur yang kayak tidur-tiduran. Dan yang bikin sedih adalah, saat weekday itu begadang. Sedangkan weekend malah gak begadang. LOL.

Monday 18 February 2019

pertanyaan ?

Hari kemarin senin adalah hari biasa. Biasa dengan bangun pagi untuk mengikuti kuliah bahasa indonesia yang dijadwalkan jam 09.00. Pagi sarapan dengan lauk ayam gota sisa arisan kemarin. Dilanjutkan dengan perjalanan dengan menghisap sebatang rokok gudang garam. Mengikuti perkuliahan dan bertemu dengan teman. Setelah perkuliahan usai, mampir ke cilaki untuk melihat-lihat barang bekas. Disitu ada jam bagus seharga 60.000. Meskipun belum ditawar cuman sayang aja untuk membelinya. Disamping belum berpenghasilan dan masih banyak alokasi lainnya. Alokasi lainnya pun pasti berujung pada hal-hal konsumtif seperti kopi dan rokok -_- namun untuk masalah itu masih dipikirkan karena ingin juga memakai jam tangan. Hehehe. Soalnya kemarin sempat beli di pasar tumpah Pus Dai seharga 25.000 dan selang 2 hari tali jam nya sudah lepas. Mau kesal juga bagaimana toh itu barang KaWe. Oke abaikan soal jam, saya melanjutkan aktivitas yang sebenarnya tidak ada jadwal apa-apa. Jadi saya memutuskan pergi ke Gereja untuk ikut nge-charge hp dan bermain piano. Ya sebenarnya ini adalah keinginan saya supaya bisa bermain piano namun ya keterbatasan niat dan sarana jadi saya mencoba semampunya dengan meng-cover lagu Terjebak Nostalgia by Raisa. Mengapa lagu ini? Sebenarnya tidak ada hal yang spesial, mungkin ada beberapa liriknya yang ngena. Selama sekitar 1 jam saya berada di tempat tersebut dan waktu menunjukan pukul 12.20 dan saya melanjutkan pergi ke Togamas untuk membeli peralatan tulis. Kotak pensil yang sebenarnya ingin saya beli, dan juga buku catatan titipan dari si teteh. Tibalah seorang berpengawakan sedang di sebuah toko buku bernama Togamas. Iseng bertanya mengenai ada buku bahasa indonesia yang sampai saat ini saya belum memunyainya. memunyainya mengapa seperti itu? karena saya baru diajarkan paginya bahwa ketika sebuah kata dengan huruf kedua adalah vokal maka konsonan pertama akan luluh, jadi me + punya menjadi memunyainya. Kalau tidak salah sih seperti itu, ya lumayan juga jadi sharing ilmu disini. Hahaha. Kembali ke Togamas, pertama saya melihat-lihat buku. Keinginan untuk membaca sebenarnya ada cuman kembali lagi ke sayanya. Ketika rasa malas muncul, maka ya niat apapun menjadi sia-sia. Banyak buku yang saya lihat, salah duanya yaitu Sherlock Holmes dan Life of Pi. Kedua buku tersebut telah saya tonton versi filmnya dan sekilas memang di novel semua dijelaskan, berbeda dengan film. Ya berarti benar ekspektasi dari pembaca novel yang difilmkan memang tidak boleh terlalu tinggi. Kemudian saya mencari alat tulis dan membeli beberapa barang dengan total 38.000 dan di dompet saya ada 10.000. Kemanakah 2000 tersebut pergi? Kalian pasti tidak mengetahuinya karena 2000 tersebut digunakan untuk menambah uang beli pulsa untuk si Tulang dengan rincian pulsa smart fren 10.000 seharga 12.000 yang hingga saat ini pulsanya belum masuk dan saya disuruh untuk kesana mengeceknya dan jelas sekali saya malas -_-
Teh tarik pun sudah diseduh, 3 batang gudang garam international sudah siap untuk dinikmati. Inilah saat yang tepat untuk membakarnya!
Kembali ke aktivitas, yaitu saya melanjutkan pergi ke warung kopi langganan yang terletak di Jalan Suren dan disitu sudah ada 2 teman saya yang tak tahu arah juga. Jadi kami menghabiskan rokok dan kopi di tempat itu. Kemudian bertemu dengan teman lama dan ikut nongkrong bareng. Disitu ada si dede yang selalu mengganggu orang yang sedang nongkrong :)) dan saya dipanggil “om bebet” hahaha :D. Hingga sekitar jam 4an saya pergi kembali ke Gereja untuk menunaikan tugas membuat lampu yang akan digunakan dalam lomba cerdas cermat anak sekolah minggu. Saya pun bertemu dengan 2 teman saya dan kami memainkan piano sebentar. Ya meskipun itu hanya ide. Akhirnya kami pun membuat lampu dan disini ilmu saya bertambah mengenai jaringan listrik. Hehehe. Diselingi dengan ikut makan dalam acara sermon parhalado. Hahaha lumayanlah makan ayam dan ikan mas serta sayur singkong. Melanjutkan dengan ‘wes mangan ora udud' you-know-what-i-mean.
Tiba-tiba teman saya menjadi girang karena dia akan pergi ke Jakarta bersama mantannya, begitu juga dengan teman saya satu lagi yang akan jalan bersama mantannya besok (hari ini). Saat itu saya berpikir saya jalan sama siapa? Ga ada! Sedih kan. Tapi bro selang berapa menit saya tidak menjadi sedih lagi karena datang seorang perempuan yang saya pernah menaksirnya. Ya disinilah letak 'keanehan’ karena sebenarnya saya sudah lama tidak berjumpa dengannya dan dia pun jarang pergi ke Gereja. Jadi momen ini saya anggap aneh. Kebetulan disitu saya baru instal BBM versi apk yang harus didownload terlebih dahulu. Saya pun meng-add bbm doski. Ya disitu kami mengobrol lumayan banyak hingga menyinggung hal yang sensitif menurut saya yaitu Pacar. Hahaha. Saat itu dia menceritakan tentang pacarnya yang orang Jawa namun dia berkata 'tapi dia bukan Batak’. Saya anggap ini adalah sebuah kode dimana dia ingin berpacaran dengan orang batak. Lebihnya saya menganggap kode tersebut untuk saya. Ya mungkin saya orang yang sangat mengerti kode. Namun terkadang saking mengerti kode hingga hafal lagu nyanyian kode by Warkop DKI -_- membuat overthinkingOverthinking adalah bahasa jawa yang apabila ditranslate ke bahasa indonesia adalah memikirkan secara berlebihan. Kami pun mengobrol tentang masing-masing dan menyangkut perkuliahan saya yang mengapa kok lama sekali lulusnya. Padahal nyusun skripsi aja belum! :( ya saya ceritakan semua kondisi yang ada. Dia bilang 'makannya cari cewe!’. Ya elah bro lu kata gampang cari cewe. Iya sih kalo ada keinginan pasti bisa. Cuman jeleknya saya gitu, selalu memikirkan semuanya. Kaya apa aja dah ribet banget hidup lo! Ya hingga saat ini saya masih memikirkan apa kamu menyukai saya? Apa saya bisa menjadi pacarmu? Haha. Tapi bro untuk masalah itu saya masih memiliki beban terkait dengan posting sebelumnya. Beban pikiran dengan perempuan lain yang selalu saya pikirkan. Beban pikiran yang hanya saya sendiri menguliknya setiap saat. Untukmu yang disana, aku ingin melihatmu….. (#np Dorman Manik - Boha Nama Ujungna)
Sermon pun selesai dan saya bertemu dengan abang senior. Banyak yang kami bicarakan namun ada hal yang ingin saya sampaikan. Beliau berkata bahwa (masih terkait dengan pacar/jodoh), 'Kalau kamu dapat menaklukan seorang perempuan, itu hal yang biasa. Tapi ketika kamu tidak dapat menaklukannya atau mungkin bisa dibilang rumit, maka itulah jodohmu!’ Ya kalau memang dipikir masuk akal juga. Cuman ya itu seperti bang C katakan semua berakhir dengan pertanyaan.
Akhir cerita sebatang gudang garam pun habis. Pertanyaan?

Friday 1 February 2019

that ‘seminggu yang lalu’

Jajang adalah seorang pemuda. Pemuda yang selalu berhadapan dengan sebuah benda berbentuk persegi panjang, dengan tulisan di pojok kiri atas ‘FLATRON E1942’ dan tulisan 'LG’ dengan lambangnya yang you-know-it di bawah tengah. Mengapa dia selalu berhadapan dengan benda tersebut? Ya kalian boleh menebaknya. Tentu ada hal yang ia sukai seperti bermain dan benda tersebut seperti media penyalur antara apa yang dia lakukan dengan apa yang ia sukai. Oke cukup! Itu adalah sebuah monitor yang dalam ilmu komputer disebut output dari apa yang disebut PC atau Personal Computer. Mengenai apa yang dia sukai adalah sebuah permainan yang dalam bahasa jawa disebut games.
Jajang sangatlah menyukai games. Entah karena dia tidak memiliki kesibukan lain atau mungkin itu menjadi dimensi lain bagi dia untuk menjadi bagian lain. Gaming is escapism that allows me to be someone else from another dimension. Bagaimana Jajang dapat melupakan kepusingan, kegalauan dari kehidupannya? Ya jelas dengan memainkan apa itu yang disebut games.
Singkat cerita Jajang memiliki seorang gebetan. Seorang yang telah dia kenal lama namun banyak hal yang tidak dia lakukan layaknya seseorang yang mencintai seorang lain. Gebetannya bernama Rusti yang sekarang telah terpisahkan oleh jarak padahal sebelumnya mereka sering bertemu cuman seperti yang saya bilang, dia terlalu egois akan dirinya. Dia hanya melakukan hal yang dia butuhkan, hal yang dia sukai. Singkat cerita juga, Jajang mengalami apa yang pemuda lain rasakan yaitu 'galau’. Galau yang cukup membingungkan bagi saya. Karena dia menggalaukan sesuatu dimana dia tidak pernah memiliki usaha akan apa yang dia galaukan. Mungkin kalian bingung membacanya namun saya sangat mengenal dia. Dia hanyalah orang yang gemar dalam berimajinasi, bermain dengan bayangan atau bahasa ilmiahnya 'asumsi’.
Hari pun berlalu dan ketika hari Jumat dia pergi ke sebuah Gereja untuk mengisi kegiatannya. Mungkin bahasa yang tepat yaitu untuk menghilangkan aktivitas dia yang monoton yaitu berhadapan dengan monitor LG. Dia datang ke Gereja dan bermain musik bersama teman-temannya. Dia sangat menikmati hal tersebut, karena dia sangat menyukai musik. Bermain musiknya yaitu ngeband dan menyanyikan lagu dari Rohani hingga lagu duniawi. Malam pun tiba dan saat itu temannya meminta temannya yang lain untuk membantunya mengisi dalam acara Natal di tempat lain. Keingintahuan pun muncul dalam benak Jajang, ada acara apa dan dimana? Apakah aku bisa ikut? Tanya dia kepada temannya. Temannya pun mengiyakan. Setelah itu Jajang pulang tanpa memikirkan apa yang dia galaukan.
Hingga tiba keesokan harinya (Sabtu) berkumpul di Gereja untuk bersiap-siap mengisi acara Natal. Kemudian datanglah seorang Guru Sekolah Minggu dan bersiap bersama kami untuk pergi ke acara Natal tersebut. Jajang pun menyadari bahwa itu adalah Natal Sekolah Minggu. Ya sebelumnya Jajang tidak pernah berhadapan dengan anak-anak dan Natal ini adalah natal pertama baginya ketika menjadi 'Abang’ bagi adik-adik sekolah minggu. Jajang pun pernah mengalaminya ketika dia kecil dulu karena dia adalah seorang mantan anak Sekolah Minggu.
Tibalah mereka di tempat acara Natal tersebut berlangsung dan rekan-rekan pun berdatangan dari Guru Sekolah Minggu. Saat itu niat Jajang hanyalah membantu. Bahkan untuk membantu mengangkat barang juga sudah cukup bagi Jajang. Sore itu waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB dan Jajang masih membantu menyiapkan acara dan ketika ada waktu luang Jajang pergi ke tempat 'Smoking Area’ untuk merilekskan pikiran sejenak bersama teman-temannya. Bukan berarti acara tersebut membebani dia, namun memang pada dasarnya dia adalah seorang candu rokok. Sebatang beres, Jajang kembali ke ruangan dimana acara Natal akan berlangsung. TIBA-TIBA Jajang terkaget, bukan terkaget secara ekspresi namun dia sangat kaget dalam hati karena dia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang ia galaukan selama ini seperti yang saya ceritakan di atas, yaitu Rusti. Baaa….gai….ma…na… bisa dia ada disini? Apakah ini yang disebut kebetulan? Apakah doaku terjawab Ya Tuhan? Kira-kira begitulah kata hati Jajang. Tentu Jajang sangat senang karena dapat melihatnya. Jajang sangat ahli dalam menyimpan ekspresi. Dia berekspresi biasa saja namun saya tahu dalam hatinya dia sangat senang. Sekali!!! Jajang pun terdiam, bersikap cuek namun dalam hati ingin bertanya banyak sekali hal baik itu Apa Kabar? atau Kok ada disini? Kau sangat payah bro! Begitulah kubilang padanya.
Saat Jajang sedang menikmati 'kesenangan’ nya tiba-tiba seorang Guru Sekolah Minggu menghampiri dan bertanya 'Ada yang bisa nyanyi’. Saat itu Jajang tidak mau menawarkan diri namun dia sangat ingin apabila disuruh. Akhirnya pun tugas tersebut dibebankan kepada Jajang. Pembagian tugaspun dilakukan, Jajang sebagai Song Leader bersama pemain musik lainnya dan Rusti sebagai pembawa acara. Ada momen yang sangat disukai oleh Jajang yaitu ketika berlatih membawakan lagu-lagu yang akan dibawakan dalam acara Natal tersebut. Ada saat ketika Jajang bernyanyi bersama Rusti. Bernyanyi hanya berdua. Aku sangat yakin Jajang sangat menyukai momen tersebut.
Acara pun dimulai dari pembukaan, kebaiktian, games dan perayaan Natal. Saat games, Jajang ikut membantu adik-adik Sekolah Minggu dan aku sangat senang karena dia menikmatinya. Tak pernah kulihat Jajang yang sangat ceria. Jajang yang tersenyum dan tertawa bersama anak-anak Sekolah Minggu. Mungkin dia sangat menyukai anak kecil namun malu untuk mengungkapkan. Dia sangat menikmatinya ketika bermain bersama anak kecil.
Hingga acara selesai pun aku berharap agar dia terpanggil untuk menjadi Guru Sekolah Minggu. Hingga keesokan harinya di hari Minggu dia mengikuti sebagai pembimbing. Dan pada apa yang saya post sebelum ini dia telah bergabung dengan Guru Sekolah Minggu. Aku pun ikut senang semoga dia dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Hingga hari dimana sermon Sekolah Minggu diadakan, dia pun mengikutinya. Dia menceritakan semuanya kepadaku hingga ada saat ketika Guru Sekolah Minggu yang mengajaknya ketika acara Natal kemaren berterimakasih atas kehadirannya. Kakak itu berkata bahwa jika kita ingin berniat baik maka lakukanlah, tidak perlu ragu. Urusan bermanfaat/berguna itu bukanlah urusan kita. Apabila dikaitkan dengan acara kemaren, Jajang hanya berniat untuk membantu. Ya entah itu banyak atau sedikit namun ternyata itu sangat bermakna bagi Kakak tersebut. Dia sangat berterimakasih akan kehadiran Jajang hingga mau bergabung dengan Guru Sekolah Minggu. 
Mungkin berat untuk menjadi Guru Sekolah Minggu. Kau harus dapat menjadi contoh yang baik bagi adik-adik Sekolah Minggu dan membawakan Firman Tuhan. Namun lakukanlah yang terbaik, Jang. Hanya Tuhanlah yang menilai atas usahamu. Tetap semangat! Semoga kamu dapat menemukan hal yang baru dalam dirimu.
AMIN.
Salam hangat. Sahabatmu :)